Pelatihan Pengolahan Roti Dengan Bahan Tambahan Makanan Aman Untuk Menghasilkan Roti Lokal Bermutu
Abstract
Penemuan berbagai bahan tambahan untuk memperoleh roti dengan proses pengolahan lebih cepat, volume lebih besar, tekstur lebih halus dan daya simpan lebih lama terus dikembangkan. Akan tetapi penambahan bahan tambahan makanan (BTM) sintetis membawa berbagai konsekuensi kesehatan, terlebih bila penggunaannya tidak sesuai aturan. Meningkatnya kesadaran akan perlunya makanan yang sehat dan aman sesuai dengan kebutuhan maka semakin berkembangnya pencarian BTM yang aman termasuk pada proses pembuatan roti. Tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku pengerajin dalam proses pengolahan bahan pangan dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sosial dan ekonomi. Dalam hal ini, sebagian besar para pembuat roti di Mataram memiliki latar belakang pendidikan hanya sampai pada tingkatan Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Pertama sehingga akan mengakibatkan terbatasnya pengetahuan yang mendasari tentang pembuatan roti yang aman dan bebas dari bahan tambahan kimiawi. Sebagai upaya preventif penggunaan bahan tambahan makanan kimia yang berbahaya dan tidak halal dalam proses produksi roti perlu dilakukan suatu usaha untuk memberikan pelatihan, sosialisasi dan memberikan pengetahuan terkait dengan proses pengolahan roti mulai dari persiapan dan penyediaan bahan baku, penggunaan bahan utama dan bahan tambahan, tahapan pengolahan dan pasca pengolahan (pengemasan dan penyimpanan). Kegiatan ini dilakukan melalui kegiatan pelatihan pembuatan roti yang benar sesuai dengan standar sanitasi dan cara pengolahan pangan yang baik (CPPB). Hasil dari kegiatan ini adalah peserta mendapat pemahaman mengenai bahaya bahan tambahan sintesis dan pentingnya menggunakan bahan tambahan alami seperti karaginan sebagai bread improver serta kegiatan pelatihan ini dapat meningkatkan wawasan dan keterampilan peserta mengenai prosedur pengolahan roti yang dapat diterapkan dalam proses produksi roti sehingga dihasilkan roti lokal yang aman dan bermutu.
References
Kurokawa, Y., Maekawa, A., Takahashi .and M. ,Hayasi, Y. (1990).Toxicity and Carcinogenicity of Potassium Bromate; A New Renal Carcinogen. Environ. Health Persp. 87:309-335.
Maryam, S., Dewi O. R. dan Suhaemi S., 2014. Peningkatan Pengetahuan Tentang Sanitasi dan Konsep Sehat para Pengerajin Jamu Gendong di Kelurahan Kampung Bugis Kecamatan Buleleng Sebagai Upaya Hidup Sehat. Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat. Universitas Pendidikan Ganesha
Rodge, A.B, Sonkamble SM., Salve RV., and Syed Imran Hasmi. 2012. Effect of hydrocolloid (guar gum) Incorcopration on the Quality Characteristics of Bread. J Food Process Technol 3:2.
Rosell, C. M., Rojas, J. A. and Benedito, C. 2001. Influence of Hydrocolloids on Dough Rheology and Bread Quality. Food Hydrocol.,15: 75-81.
Sciarini, L. S. Ribotta, P. D. Leon, A. E. Perez G. T. 2012. Incorporation of Several Additives into Gluten Free Breads: Effect on Dough Properties and Bread Quality, J.Food Eng., 111: 590–597.
Uchida, H. A., Sugiyama, H., Kanehisa, S., Harada, K., Fujiwara, K. and Ono, T.(2006). An elderly patient with severe acute renal failure due to sodium bromated intoxication. Intern Med 45: 151-154.
Copyright (c) 2022 MOEGIRATUL AMARO, Sri Widyastuti, Baiq Rien Handayani, Mutia Devi Ariyana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.